Kampung Pelajar, Jum’at(28/11/2014). Seperti biasanya, tak ada yang berbeda di mlam itu, tepat di kantin Universitas Gunung Leuser (UGL) bersama dengan seorang temannya dia duduk seraya memetik gitar.
Entah apa yang sedang di fikirikannya...
dengan perawakan wajahnya yang khas Jepang ditambah lesung pipit di pipi kanannya membuat wanita tak bosan memandangnya.
Pada saat itu, seorang pria berkulit hitam yang juga berlesung pipit dan sudah tak asing lagi wajahnya di kalangan Mahasiswa UGL.
Izri Waslim alias cacing perkison. Melihat perawakan pria itu, izri waslim merasakan ada sebuah potensi dari dalam pria itu, sehingga cocok untuk dijadikannya sebagai Belagakh di acara festival seni dan budaya Aceh Tenggara. Mendengar tawaran dari Izri Waslim, pria itu sontak kaget karena dia belum pengalaman dibidang itu, tetapi karena dia sangat menghargai apresiasi Izri Waslim terhadap dirinya, diapun menyetujui sembari ingin melihat potensi dirinya.
Hari demi haripun dilaluinya dengan berbagai arahan dari pelatihnya yang sangat berpengalaman di bidang itu, dipasangkan dengan seorang gadis cantik sebagai bujangnya turut menambah semangat nya dalam menjalanai latihan. Tetapi jauh dilubuk hati pria itu, dia sangat minder dan sangat takut jikalau tak dapat menyeimbangkan penampilannya dengan gadis yang sangat berpotensi yang dipasangkan dengannya.
Dan di penampilan perdanannya itu, bak Guntur yang sedang bergemuruh ia menunjukkan bahwasannya dialah Sang Juara di atas panggung yang megah itu.
Semua mata tertuju padanya dan semua pendengaran mendengaran ucapannya. Dan hasilnya itu bukanlah sebuah angan-angan dari permainan kata-kata semata, pria itu keluar sebagai Juara 1 di festival seni dan budaya Aceh Tenggara kategori belagakh bujang, dn berhasil membawa piala, sertifilkat, serta uang pembinaan yang cukup besar.
Dengan rasa bangga dan senyum yang berseri-seri pria itu memegang piala pernghargaan yang didapatkannya dari kerja kerasnya selama latihan.
Disaksikan Wakil Bupati, ketua DPRK, dan pejabat –pejabat di kutacane Aceh Tenggara, malam itu ia merasakan rasa bahagia yang maha dahsyat karena menjadi artis 1 malam, semua orang menginginkan berfoto dengannya. Meskipun kakinya capek berdiri, dan lelah untuk tersenyum, dia tetap menjadi pria yang ramah.
Dan pria itu adalah Haidir Miranda Bangko seorang mahasiswa pindahan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yang memulai berkuliah di UGL sejak tahun 2013, tepatnya di fakultas teknik. Di temui seusai penerimaan penghargaan, beliau berpesan bahwa “ kita tidak akan pernah mengetahui potensi kita sebelum kita mencoba, terkadang bakat kita bias dilihat oleh orang lain, tergantung kita percaya atau tidak dengn diri kita” ujar beliau. (M10)
#edisi23