Kampung Pelajar, Rabu (21/01/2015). Mahasiswa Universitas Gunung Leuser yang pada bulan Maret mendatang akan diwisuda merasa resah dengan pemberhentian Rektor Universitas Gunung Leuser oleh Yayasan Perguruan Tinggi Gunung Leuser pada tanggal 19 januari 2015 melalui surat resmi yang diterimanya pada tanggal 21 Januari jam 06.45 WIB.
Berdasarkan keterangan dari mantan Rektor Universitas Gunung Leuser, Prof. Dr. Ir. Hasnudi,Ms yang ditemui di rumah dinasnya di pulau kemiri, Rabu 21 Januari 2015 pada jam 11.00 WIB, membenarkan kabar pemberhentian dirinya. Beliau juga mengatakan bahwa beliau diberhentikan dengan beberapa alasan, yaitu: Tidak memenuhi apa yang diharapkan, UGL jorok, Banyak bangunan yang tidak dimanfaatkan, Jarang masuk, dan Alumni UGL yang tidak bisa diandalkan.
Dikarenakan hal tersebut, beliau tidak berkenan karena merasa telah dizolimi dan diperlakukan secara sewenang-wenag, dan beliau merasa pemberhentian dirinya tidak sesuai prosedur yang berlaku, beliau juga mengaku tidak pernah menerima surat peringatan sama sekali.
Hal tersebut juga memicu keprihatinan beliau terhadap mahasiswa yang akan diwisuda bulan maret mendatang, terkait dengan penandatanganan ijazah yang tidak jelas nantinya, dan beliau juga tidak menginginkan mahasiswa menjadi korban dari kejadian ini.
Zuliadin Berutu, selaku Mahasiswa UGL yang akan diwisuda bulan maret mendatang mengaku kecewa dengan kejadian ini, karena beliau merasa mahasiswa yang menjadi korban atas hal ini. Khususnya mahasiswa yang akan diwisuda dan menerima ijazah. Karena sesuai dengan peraturan DIKTI pasal 9 ayat 2 point a. Yang berbunyi : ” Penandatanganan Izajah Dan Transkip Akademik Yang Diterbitkan Oleh Perguruan Tinggi Berbentuk. A. Universitas/Institut Dilakukan Oleh Rektor Dan Dekan Fakultas Terkait.”
Beliau juga mengatakan bahwa seharusnya dunia pendidikan di UGL ini tidak dicampurkan dengan politi, karena mahasiswalah yang nanti akan menjadi korban, ibarat kata pepatah “ gajah yang berantam, tungir yang menjadi korban”. Dan jika dalam bulan depan belum terpilih Rektor Depinitif, maka mahasiswa akan menyegel kampus dan menuntut hak mahasiswa yang akan tamat.
Wakil Rektor I, Ir Sragafa, M.Pd,. M.Si yang kemarin baru diangkat menjadi pejabat sementara, yang akan menggantikan tugas-tugas rektor sampai habis masa jabatannya atau sampai terpilihnya Rektor Depinitif , mengatakan bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir, karena dalam waktu dekat/sbelum wisuda berlangsung akan segera dilakukan pemilihan Rektor Depenitif Universitas Gunung Leuser sesuai selera kita semua.
Beliau juga tidak menginginkan mahasiswa yang dirugikan, jadi beliau dan yayasan perguruan tinggi gunung leuser akan secepatnya akan mengurus segala sesuatunya, kemudian beliau juga menghimbau agar mahasiswa mahasiswa tidak terprovokasi oleh pihak luar dan tetap menjaga agar keamanan kampus tetap kondusif dan tetap melakukan kewajibannya masing-masing.(MC10)
Dikarenakan hal tersebut, beliau tidak berkenan karena merasa telah dizolimi dan diperlakukan secara sewenang-wenag, dan beliau merasa pemberhentian dirinya tidak sesuai prosedur yang berlaku, beliau juga mengaku tidak pernah menerima surat peringatan sama sekali.
Hal tersebut juga memicu keprihatinan beliau terhadap mahasiswa yang akan diwisuda bulan maret mendatang, terkait dengan penandatanganan ijazah yang tidak jelas nantinya, dan beliau juga tidak menginginkan mahasiswa menjadi korban dari kejadian ini.
Zuliadin Berutu, selaku Mahasiswa UGL yang akan diwisuda bulan maret mendatang mengaku kecewa dengan kejadian ini, karena beliau merasa mahasiswa yang menjadi korban atas hal ini. Khususnya mahasiswa yang akan diwisuda dan menerima ijazah. Karena sesuai dengan peraturan DIKTI pasal 9 ayat 2 point a. Yang berbunyi : ” Penandatanganan Izajah Dan Transkip Akademik Yang Diterbitkan Oleh Perguruan Tinggi Berbentuk. A. Universitas/Institut Dilakukan Oleh Rektor Dan Dekan Fakultas Terkait.”
Beliau juga mengatakan bahwa seharusnya dunia pendidikan di UGL ini tidak dicampurkan dengan politi, karena mahasiswalah yang nanti akan menjadi korban, ibarat kata pepatah “ gajah yang berantam, tungir yang menjadi korban”. Dan jika dalam bulan depan belum terpilih Rektor Depinitif, maka mahasiswa akan menyegel kampus dan menuntut hak mahasiswa yang akan tamat.
Wakil Rektor I, Ir Sragafa, M.Pd,. M.Si yang kemarin baru diangkat menjadi pejabat sementara, yang akan menggantikan tugas-tugas rektor sampai habis masa jabatannya atau sampai terpilihnya Rektor Depinitif , mengatakan bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir, karena dalam waktu dekat/sbelum wisuda berlangsung akan segera dilakukan pemilihan Rektor Depenitif Universitas Gunung Leuser sesuai selera kita semua.
Beliau juga tidak menginginkan mahasiswa yang dirugikan, jadi beliau dan yayasan perguruan tinggi gunung leuser akan secepatnya akan mengurus segala sesuatunya, kemudian beliau juga menghimbau agar mahasiswa mahasiswa tidak terprovokasi oleh pihak luar dan tetap menjaga agar keamanan kampus tetap kondusif dan tetap melakukan kewajibannya masing-masing.(MC10)