Kampung Pelajar, Sabtu (11/04/2015). Siang itu ketika matahari memancarkan sinarnya yang begitu terang, seperti biasanya hari itu masih seperti hari kemarin yang panasnya begitu memukau, tak terasa peluh meluncur begitu saja.
Terik matari tak mampu memudarkan semangatku. Terik matahari tak mampu menghilangkan moodku. Terik matahari juga tak mampu menyaingi keinginanku yang sudah mengebu-gebu sejak mengetahui dari teman lamaku bahwa seorang ustadz yang pernah kukenal dahulu sejak maish berada di bangku sekolah akan mengisi kegiatan TASKIF yang diakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Islam UKMI AL-FATH. Seorang ustadz yang masih tersimpan di ingatakanku yang pernah mengubahku menjadi lebih baik saat itu.
Hari itu senin tanggal 6 april 2015 jam 14.00 wib bertempat di Mushola Ibnu Sina yang berada di Lingkungan Universitas Gunung Leuser, ia datang memberikan tausiah kepada para hadirin yang ingin memdengarnya. Terutama kepada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) AL-FATH yang sekaligus telah mengundang ustadz tersebut, beliau adalah Ustadz Dedi Syahputra seorang putra daerah yang menimba ilmu di kota Madinah.
“Adab” menjadi tema tausiah pada acara tersebut. Ustadz Dedi Syahputra menerangkan bagaimana supaya kaum intelektual seperti mahasiswa lebih beradab dalam segala hal termasuk dalam berbicara. Dalam berbicara juga punya adab supaya apa yang dibicarakan bermanfaat. Ada beberapa adab dalam berbicara, yaitu sesuai dengan kadar pengetahuan lawan bicara, berbicara kalimat per kalimat, berbicara harus jelas, berbicaa melihat kearah lawanya, fokus berbicara kepada siapa kita bericara dan tidak berbicar jika hanya menyakiti orang lain.
Syukur sekali rasanya bisa menghadiri tausiah tersebut. Meskipun ada sedikir rasa kekecewaan di batin ini karena sedikit sekali yang menghadirinya padahal ini adalah kesempatan langka yang dapat mengambil ilmu dari orang yang sudah dianggap mempunyai wawasan yang sangat luas.
Disamping itu, meski sedikit namun, ada rasa yang puas dan sanagt antuasias dari wajah rekan-rekan yang hadir pada saat itu. Mungkin saja dengan adanya ilmu baru saja di dengar dari sang ustadz.
Semoga saja ukmi al-fath dapat mengundang para ustadz/ustadzah yang lainnya kekampus kita sehingga banyaklah manfaat, ilmu dan wawasan keislaman yang ita peroleh. Dimana pada saat ini kita selaku umat masih berada dalam kekurangn wawasan keislaman. (M17)